“Eksperimen di Balik Makanan Kita”
Tangerang (12/11/25) - Di balik setiap rasa manis yang kita nikmati, tersimpan pelajaran besar tentang sains, logika, dan kesadaran. Inilah yang dilakukan para siswa Sekolah GenIUS lewat kegiatan kelas riset bertema “Menguji Glukosa pada Makanan”. Bukan sekadar eksperimen di tabung reaksi, melainkan cara cerdas menumbuhkan budaya berpikir ilmiah sejak dini. Anak-anak diajak menjadi peneliti muda yang tak hanya mencicipi makanan, tapi juga menelusuri kadar gula di baliknya.
Kegiatan sederhana ini membuka mata bahwa belajar sains tidak harus rumit. Dengan bahan-bahan sehari-hari, siswa mampu mengamati reaksi kimia yang nyata, warna yang berubah menjadi bukti bahwa gula benar-benar ada di sana. Lewat metode seperti Benedict test atau glucose strip test, Dari telur, sosis, hingga buah, setiap hasil menjadi cerita tentang pentingnya memahami apa yang kita konsumsi setiap hari.
Namun di balik keseruannya, eksperimen ini juga mengasah kesadaran kritis. Di tengah gaya hidup tinggi gula dan budaya konsumsi instan, riset kecil ini mengajak anak-anak bertanya: apakah yang kita anggap “manis” selalu baik? Sains hadir bukan untuk menakut-nakuti, tapi untuk mengajak berpikir. Melalui data, anak-anak belajar menimbang, mempertanyakan, dan mengambil keputusan yang lebih bijak terhadap makanan mereka sendiri.
Lebih dari sekadar pelajaran IPA, kelas riset ini adalah latihan berpikir ilmiah yang relevan dengan kehidupan nyata. Anak-anak belajar bahwa setiap eksperimen punya makna, setiap data punya cerita, dan setiap rasa ingin tahu adalah langkah awal menuju perubahan. Mereka tidak hanya menemukan gula, tapi juga menemukan semangat untuk memahami dunia secara kritis dan bertanggung jawab.
Dengan pendekatan pembelajaran berbasis riset, Sekolah GenIUS membuktikan bahwa ilmu pengetahuan bisa disajikan manis, menarik, dan membumi. Kelas seperti ini bukan hanya melatih keterampilan laboratorium, tetapi juga menumbuhkan kesadaran—bahwa generasi masa depan harus melek data, melek sains, dan melek makna. Karena di balik setiap tetes larutan yang berubah warna, ada masa depan pendidikan yang sedang diracik dengan cermat. (Dids)